latihan 1 soal bahasa Indonesia Kls XII

1). Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk mencegah demam berdarah adalah menguras bak mandi minimal seminggu sekali. Langkah berikutnya adalah dengan menutup tempat-tempat yang digunakan untuk menampung air. Adapun langkah ketiga adalah dengan mengubur barang-barang bekas yang mungkin menjadi penampungan air. Dengan melakukan ketiga hal tersebut secara benar, diharapkan kita mampu mencegah dan memberantas demam berdarah.

Paragraf tersebut mengandung hubungan antargagasan secara . . .

  1. umum-khusus
  2. khusus-umum
  3. pertentangan
  4. akibat-sebab
  5. seba-akibat

2). Hal ini ditandai oleh banyaknya barang elektronik yang beredar di masyarakat. Pemunculan barang tersebut sudah sampai di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Ada yang dikatagorikan barang mewah dan ada pula yang dikatagorikan bukan barang mewah …

Kalimat kesimpulan yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah . . .

  1. Keistewaan alat itu sangat mencengangkan.
  2. Sudah muncul lagi model baru tahun ini.
  3. Memang produksi Indonesia sudah bersaing.
  4. Teknologi canggih perlu oleh manusia.
  5. Perkembangan teknologi dewasa ini sangat pesat.

3). Semua kota yang terletak di khatulistiwa termasuk daerah tropis. Kota Pontianak terletak di 0 derajat lintang utara dan 0 derajat lintang selatan.

Kesimpulan yang didapat dari kalimat tersebut adalah . . .

  1. Kota Pontianak termasuk daerah tropis.
  2. Kota Pontianak tidak termasuk daerah tropis.
  3. Kota pontianak terletak di khatulistiwa.
  4. Kota Pontianak terletak di lintang utara.
  5. Kota pontianak terletak di lintang selatan

Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk dapat dibedaka atas :

1. Kalimat majemuk setara ( Koordinatif ) adalah kalimat majemuk yang pola-pola kalimatnya memiliki kedudukan yang sederajat. Kalimat majemuk semacam ini biasanya ditandai dengan kata penghubung : dan, lagi, atau, tetapi, melainkan, sedangkan.

Misalnya :

Saya berangkat ke sekolah, sedangkan ibu pergi ke pasar.

kalimat di atas berpola S-P-K, S-P-K

Kalimat majemuk yang lain hanya memilki satu subyek atau predikat disebut kalimat majemuk rapatan. Misalnya :

a. Adik memetik dan mengupas mangga

b. Joko dan adiknya sedang bermain catur.

2. Kalimat majemuk bertingkat ( Subordinatif ) adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih yang tidak sederajat. Salah satu menduduki fungsi utama kalimat, yang lain lazimnya disebut induk kalimat ( klausa atasan ), sedangkan pola yang lain, yang lebih rendah kedudukannya, disebut anak kalimat ( klausa bawahan ). Funsi itu sekaligus menunjukan relasi antara induk kalimat dengan anak kalimat.

Anak kalimat ( klausa bawahan ) dapat dibagi menjadi :

a. Anak kalimat yang menduduki fungsi utama kalimat, yaitu anak kalimat subyek dan anak kalimat predikat, misalnya :

1. Yang harus menyelesaikan pekerjaan itu telah meninggalkan tempat ini.

(anak kalimat subyek )

2. Ayah saya yang telah menyelesaikan pembangunan itu.

(anak kalimat predikat )

b. Anak kalimat yang menduduki salah satu fungsi pelengkap, yaitu anak kalimat obyek misalnya:

Hasan mengumumkan bahwa kita semua harus hadir besok pagi.

(anak kalimat obyek )

c. Anak kalimat yang menduduki salah satu fungsi tambahan yang renggang, yaitu anak kalimat keterangan subyek, anak kalimat keterangan predikat, anak kalimat keterangan obyek, anak kalimat keterangan keterangan waktu, anak kalimat keterangan sebab, anak kalimat keterangan akibat, dan lain-lain .misalnya :

1. Siswa yang baru menempuh ujian berkumpul di halaman. ( anak kalimat ket subyek)

2. Wanita itu guru yang mengajar di SMA Negeri 4. ( anak kalimat keterangan predikat )

3. Ia telah memukul anak yang mencuri mangga. ( anak kalimat keterangan obyek )

4. Sebelum matahari terbit saya berangkat ke sekolah. ( anak kalimat keterangan waktu )

5. Direktur memecat karyawannya karena menggelapkan uang. ( anak kalimat ket sebab)

6. Kakinya tersandung batu sehingga tidak dapat berjalan. ( anak kalimat keterangan akibat )

4). Kalimat berikut yang termasuk kalimat majemuk setara ( koordinatif ) adalah . . .

  1. Kami akan datang jika sesuatu undangan dan tugas dari kepala sekolah.
  2. Mereka tidak mau mengakui perbuatannya karena tidak ingin namanya tercemar.
  3. Gadis itu sangat cerdas, parahnya cantik, dan disenangi teman-temannya.
  4. Gemuruh mempercepat hari menjadi gelap sehingga membuat pekerjaannya tidak selesai
  5. Orang yang kemaren datang ditangkap polisi karena kasus penipuan.

5). Mereka bertanding ketika hujan turun dengan lebat.

Anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat di atas adalah . . .

a. hujan lebat. b. Mereka bertanding. c. Ketika hujan turun. d. hujan turun dengan lebat

e. mereka brtanding, hujan lebat.

6). Di antara kalimat-kalimat berikut yang berupa kalimat majemuk bertingkat dengan anak

kalimat pengganti keterangan waktu adalah . . .

  1. Orang tahu bahwa mereka yang bekerja bakti.
  2. Anak itu terlambat karena mobil yang ditumpanginya rusak.
  3. Kamu berolah raga seminggu dua kali agar kami sehat dan bugar.
  4. Ketika gempa terjadi, banyak penduduk yang sedang tidur lelap.
  5. Pahlawan yang gugur di medan perang itu dijuluki ” Ayam jantan dari Timur. ”

Frase ( Kelompok Kata )

Frase adalah kelompok kata yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi.

Contoh : Hari ini /siswa SMA /sedang ujian /bahasa Indonesia.

K S P Pel.

Kalimat di atas terdiri dari empat frase, dan masing-masing mempunyai, yakni : keterangan, subyek, predikat, dan pelengkap. Frase-frase tersebut mempunyai unsur pusat ( inti ) yakni : hari, siswa, ujian, dan bahasa; dan unsur atribut, yakni : ini, SMA, sedang, dan Indonesia

Jenis-jenis Frase :

Berdasarkan unsur intinya, frase dibedakan menjadi :

a. Frase endosentris

a. Frase endosentris koordinatif, yaitu frase yang unsur-unsurnya setara atau sederajat.

Misalnya: Ayah dan ibu/sedang pergi.

b. Frase endosentris atribut, yaitu frase yang mempunyai unsur pusat dan unsur atribut

Misalnya: Sepatu saya/ hilang.

c. Frase endosentris apositif, yaitu frase yang memiliki unsur pusat dan unsur oposisi.

Misalnya: Aminah, anak Pak Lurah,/cantik sekali.

b. Frase eksosentris, yaitu frase yang tidak memiliki unsur pusat. Misalnya : Anak-anak itu/sedang bermain/di halaman. Selain itu, frase dapat pula diperluas dengan kata yang. Frase ini akan membentuk klausa.

Misalnya : 1. Buku yang tebal itu/ kepunyaanku.

2. Orang yang kemarin datang/ pamanku.

3. Baju yang baru dibeli/ kekecilan.

Selain jenis frase di atas, dikenal pula frase ambigu dan frase atribut berimbuhan. Frase ambigu adalah frase yang bermakna ganda. misalnya : Lukisan ayah/ dipajang/ di ruang tamu.

Frase Lukisan ayah mempunyai makna lukisan milik ayah, lukisan mengenai diri ayah atau lukisan buatan ayah. Frase atribut berimbuhan artinya frase yang unsur perluasannya berimbuhan. Misalnya. saya tidak berani berjalan melalui tangga berjalan. Kata tangga dalam frase tangga berjalan merupakan unsur pusat sedangkan berjalan merupakan unsur perluasan.

7). Pak Haris saudara Pak Bambang seorang pengurus koperasi.

Pemenggalan frase yang tepat untuk kalimat bermakna Pak Haris adalah saudara Pak Bambang dan dia seorang pengurus koperasi.

  1. Pak Haris/ saudara Pak Bambang/ seorang pengurus koperasi.
  2. Pak Haris/ saudara/ Pak Bambang/ seorang/ pengurus/ koperasi/.
  3. Pak Haris/ saudara Pak Bambang/ seorang/ pengurus koperasi/
  4. Pak Haris/ saudara/ Pak Bambang/ seorang pengurus koperasi/
  5. Pak Haris saudara Pak Bambang seorang/ pengurus koperasi/

8). Kalimat berikut yang menggunakan frase atribut berimbuhan . . .

  1. Ekonomi masyarakat di topang oleh jasa simpan pinjam.
  2. Perusahaan minyak itu mengalami kerugian.
  3. Ruang pelatihan itu dilengkapi dengan pendingin ruangan.
  4. Asap mobil dan motor menyebabkan polusi udara.
  5. Setelah simpang empat mereka akan sampai di TKP.

Ada beberapa syarat agar barang dan jasa perusahaan nasional kita mampu berkompetensi secara global. Yang pertama adalah ketepan waktu dalam penyediaan barang dan jasa. Yang kedua adalah kualitas produk. Barang dan jasa yang kita ual tepat waktu dan bermutu tinggi. Yang ketiga adalah unsur harga, barang dan jasa hendaknya dengan harga mampu bersaing dan terjangkau, yang kelima selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah kecepatan. Yang keenam Kita harus dapat dengan cepat menyediakan barang dan jasa tepat waktu, yang ketujuh berkualitas tinggi, yang kedelapan dan harga terjangkau.

9). Gagasan utama paragraf tersebut adalah . . .

a. kalimat kesatu dan kedelapan b. kalimat kedua dan ketujuh. c. kalimat ketiga dan keenam

d. kalimat keempat dan kelima. e. kalimat kelima dan keenam

Menarik Kesimpulan dengan cara Silogisme

Menarik suatu kesimpilan dengan cara silogisme, mula-mula diketengahkan suatu pernyataan yang bersifat umum, disebut premis umum (PU ). Kemudian disusul dengan sebuah pernyataan yang bersifat khusus, yang disebut premis khusus ( PK ). Lalu diakhiri dengan sebuah pernyataan yang berupa kesimpulan ( K ). Silogisme ini bagian dari penalaran deduksi. Jika dirumuskan sebagai berikut :

PU : A = B

PK : C = A

P : C = B

Contoh :

PU : Pelajar harus mematuhi peraturan sekolah

A B

PK : Saya pelajar.

C A

K : Saya harus mematuhi peraturan sekolah.

C B

PU : . . .

PK : Bambang perokok.

K : Bambang harus melidungi perokok positif

10). Kalimat yang tepat untuk melengkapi silogisme tersebut adalah . . .

  1. Bambang seorang perokok dan pecandu rokok.
  2. Siapa yang merokok,membahayakan linkungan.
  3. Setiap perokok harus melindungi perokok positif.
  4. Perokok positif lebih berbahaya daripada perokok
  5. Bambang selalu berhati-hati setiap merokok.

Sastra Melayu Klasik

Karya sastra Melayu klasik adalah sastra yang berkembang pada masyarakat Melayu tradisional. Secara umum bentuk karya sastra Melayu klasik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Nama penciptanya tidak diketahui ( anonim )

2. Berisifat prologis, mempunyai logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum

3. Berkembang secara statis dan mempunyai rumus yang baku. Misalnya, dalam prosa, menggunakan kata-kata sahibul hikayat, hatta, dan konon.

Sastra Melayu identik dengan sastra lisan. Dikatakan demikian karena sastra Melayu adalah sastra yang hidup, dikatakan dari mulut ke mulut. Sastra lisan terdiri atas 6 macam, antara lain :

1). mantra, 2) etilogi, 3) teka-teki, 4) fabel, 5) cerita jenaka, 6) cerita pelipur lara.. Karya-karya sastra melayu tersebut mengandung nilai-nilai kehidupan sesuai dengan jenisnya.

1. Mantra

Mantra adalah perkataan (ucapan) yang dapat mendatangkan daya (kekuatan gaib), misalnya, kekuatan untuk menyembuhkan sakit, menyuburkan tanah dll.

2. Etilogi

Etilogi adalah cerita tentang asal usul nama benda, nama tempat, atau suatu keadaan atau suatu peristiwa. Cerita ini timbulnya karena orang tua menghadapi pertanyaan-pertanyaan anak kecil yang belum dapat berpikir secara logis,

Contoh :

Mengapa pohon di hutan besar, sedangkan yang tumbuh di kampung kecil-kecil ? Dahulu kala pohon yang besar itu adalah raksasa. Karena berdosa, dikutuklah raksasa tersebut menjadi pohon besar.

3. Teka-teki

Teka-teki merupakan bahasa berkias, ada sesuatu yang disembunyikan, yaitu isis dan maksudnya. Hal ini sesuai dengan mental bangsa Melayu yang gemar mengatakan sesuatu secara tidak langsung. Contoh :

Hitam legam seperti hantu

Putih hatinya kecil berbaju merah, besar berbaju hujau.

Apabila hendak mati, berbaju merah.

Jawabannya : buah manggis

4. Fabel

Fabel adalah cerita mengenai binatang yang dianggap sebagai manusia, dapat berpikir, berperasaan, berperilaku seperti manusia. Pada umumnya fabel mengandung sindirian terhadap perilaku manusia atau mengandung unsur pendididkan moral. Misalnya, cerita kancil dan buaya atau kura-kura dan siput.

5. Cerita Jenaka

Cerita jenaka adalah cerita yang mengandung unsur jenaka atau humor. Umumnya cerita ini mengandung pendidikan moral, mengisahkan seseorang yang bujaksana dalam menghadapi suatu persoalan. Misalnya, Hikayat Pak Kodok dan Hikayat Lebai Malang.

6. Cerita Pelipur Lara ( CPL )

Cerita pelipu lara adalah cerita yang bermaksud menghibur orang yang sedih, terutama kaum remaja yang sedang yang sedang terkena asmara. Tukang cerita pelipur lara disebut pawang.

Cerita pelipur lara memiliki ciri-ciri tertentu, motif, dan jenisnya pun bermacam-macam. Berikut ini akan dijelaskan :

1. Ciri-ciri cerita pelipur lara adalah sebagai berikut :

a. Selalu ada lukisan yang indah dan berulang-ulang

b. Kaya dengan fantasi, misalnya bidadari dan kayangan

c. Pertemuan antara pria dan wanita selalu tokoh perantara yang diberi nama :

Nenek Kebayan, Bujang Selamat, si Berkat, si Kembang Manik, atau si Kembang Jinak

2. Motif cerita pelipur lara adalah sebagai berikut :

a. Selalu ada motif impian.

b. cara mendapatkan wanita dengan mencuri pakaian bidadari sehingga bidadari tidak bisa

pulang ke kayangan.

c. Selalu ada syarat dari wanita

d. Selalu ada ingkar janji yang mengakibatkan perpisahan.

3. Macam-macam cerita pelipur lara adalah sebagai berikut :

a. Hikayat Nalim Deman

b. Hikayat Anggun Cik Tunggal

c. Hikayat Raja Budiman

d. Hikayat Raja Ambon

e. Hikayat si Miskin

11). Cerita-cerita berikut termasuk sastra Melayu klasik, kecuali . . .

a. cerita Panji Semirang

b. Hikayat Hang Tuah

c. Hikayat Si Miskin

d. Hikayat Malim Dewa

e. Singapura Dimakan Api

12). Karya satra lama Melayu yang berbentuk prosa dan berisi cerita kepahlawanan disebut ...

a. fabel b. hikayat c. mite d. cerita pelipur lara e. legenda

13). Hikayat Abu Nawas kesusastraan Melayu dalam cerita . . .

a. fabel b. jenaka c. cerita pelipur d. mantra e. teka-teki

Puisi

Puisi adalah hasil karya dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi rima dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Puisi sebagai salah satu krya sastra memiliki ciri-ciri yang juga dimiliki karya sastra lain, yaitu bahasa yang imajinatif. Ini merupakan ciri khas puisi karena keuatan puisi terletak pada kata-katanya.

Puisi sering sekali menggunakan lambang-lambang untuk menambah penekanan maknanya.

Unsur-unsur yang membangun puisi, antara lain sebagai berikut :

1. Tema puisi, adalah gagasan pokok (subject-matter) yang dikemukakan oleh penyair. Tema bersifat khusus ( diacu dari penyair ), obyek ( semua pembaca harus menafsirkan sama ), dan lugas ( bukan makna kiasan )

2. Nada dan Suasana Puisi, disamping tema, puisi juga mengungkapkan nada suasana kejiwaan. Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca.

3. Perasaan dalam puisi, disadari atau tidak mengungkapkan perasaan penyair. Nada dan

perasan penyair akan dapat kita tangkap kalau puisi itu dibaca keras dalam deklamasi. Perasaan yang menjiwai puisi bisa perasaan gembira, sedih, terharu, terasing, tersinggung, sombong dan lain-lainnya.

4. Amanat dalam puisi, amanat atau pesan merupakan kesan yang diperoleh pembaca setelah

membaca puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca.

Contoh :

Menyesal

oleh Ali Hasjmi

Pagiku hilang sudah melayang

Hari mudaku sudah pergi

Sekarang petang datang membayang

Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagi

Beta lengah di masa muda

Kini hidup meracun hati,

Miskin ilmu, miskin harta

Menyesal tua tiada berguna

Hanya menambah luka sukma

Kepada yang muda kuharapkan,

Atur barisan di hari pagi

Menuju ke arah padang bakti,

Sumber : Apresiasi Puisi untuk Pelajar dan Mahasiswa, 2003 : 30

Tema dalam puis di atas adalah pendidikan. Nada dan suasana dalam puis tersebut adalah nada putus asa. Hal ini dapat kita temukan pada kata-kata yang dipergunakanm oleh penyair, yaitu kata-kata yang mencerminkan keptusasaan. Semantara itu, perasaan dalam puisi itu adalah perasan menyesal karena telah menyiasa-nyiasakan masa mudanya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Sekarang yang ada hanyalah sesal yang tiada gunanya. Amanat dalam puisi itu dapat kita tangkap pada bait terakhir yang berbynyi kepada yang muda kuharapkan/ atur barisan di pagi hari/ menuju ke arah padang bakti ! berdasarkan bait terakhir tersebut penyair manasitkan kepada kaum muda untuk mempersiapkan diri menyonsong masa depan.

Siapa dia

Yang kusebut berulang kali dalam

Mimpi

Yang kupanggil dalam setiap detik

Resah

Yang kuulangi dala setiap detak napas

Siapa dia

Yang kuusir dalam setiap bahagia

Yang ku buang dalam ingatan

Siapa dia

14). Tema puisi di atas adalah ........

a. kesedihan b. Kerinduan c. Kesuraman d. Kedukaan e. Kebimbingan

Niatkanlah menegakkan kalimat Allah

Di atas bumi kita ini

Dengan menegakkan keadilan

Dan kebenaran

Kemudian lafazkan kesaksian pada Tuhan

Serta Rasul kita yang tercinta

( Taufik Ismail )

15). Penggalan puisi di atas mengungkapkan ...

  1. berjuanglah sampai batas darah terakhir
  2. berjuanglah dengan gagah berani
  3. perjuangan menghendaki pengorbanan
  4. berjuanglah atas nama Allah
  5. hindarkan dendam dan kebencian

16). ” Batik Madrim, Batik madrin, mengapa harus patihku ?

Mengapa harus seorang mencintai lebih dari

Kehidupan dan sebagainya ? ”

Perasaan penyair yang tampak dalam penggalan puisi di atas adalah ...

a. Marah b. Sedih c. Bahagia d. Dendam e. Menyalahkan

17). Kunyanyikan berulang kali kasidah di tanah bukit berbunga sambil kugengam obor yang telah kunyalakan ke angkasa di mana impian dan harapan dari negeri cahaya meransangnya.

Bait-bait di atas harus dibacakan dengan nada ...

a. Bahagia b. Haru c. Kagum. D. Tulus e. Rindu

Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut nama-Mu

Biar susah sungguh

Mengingat Kau penuh seluruh

Cahaya panas suci

Tinggal kerdiplilin di kelam sunyi

Tuhanku

Aku hilang bentuk

Remuk

Tuhanku

Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku

Di pintu-Mu aku mengetuk

Aku tidak bisa berpaling

Do’a Chairil Anwar

18). Suasana yang digambarkan dalam kutipan puisi di atas adalah ...

a. Sedih b. Gembira c. Resah d. Kacau e. Khusuk

Jika hari rembang petang

Tidak berarti permainan bakal selesai

Dan boleh ditinggalkan gelanggang

Hanya peran berpuan dari permainan di dalam

Menjadi penonton di luar

19). Amanat yang terkandung dalam puisi di atas adalah ...

a. hari sudah sore b. Permaianan belum selesai c. Kehidupan itu akan berubah

d. Kehidupan belum selsai e. Penonton itu ada di luar

20). Bila air surut tinggalah angin menudungi kami

Di atas langit dan di bawah lumpur di kaki

Kedepak pandang di pohon randu

Penggalan puisi di atas menggunakan majas ...

a. Personifikasi b. Litotes c. Metonemia d. Metafora e. Antiklimks

Kau kias wajahmu

Dari satu lobang benua ke lobang benua

Bahkan di dasar Negara

( Mustalih )

21). Penggalan puisi di atas menggunakan majas ...

a. Personifikasi b. Metafora c. Litotes d. Antitesis e. Ironi

Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita,

Kekasihku ?

( Do’a Chairil Anwar )

22). Kata kekasihku dalam cuplikan tersebut merujuk kepada ...

a. Pacar b. Sahabat c. Tetangga d. Tuhan e. Orang tua

di atas meja cangkir kosong

gelisah mengingatkan

tentang hidup yang percuma

( Di atas Meja, Tedi S )

23). Cuplikan diatas lebih mengunkapkan indra ...

a. Pendengaran b. Penglihatan c. Penciuman d. Pengucapan e. Persaan

TANAH KELAHIRAN

Seruling di pasir ipis merdu

Antara gundukan pohon pina

Tambang mengguma di dua kaki

Burangrang – Tangkuban Perahu

Embun di pucuk-pucuk

Embun di air tipis menurun

( Ramadhan K.H )

24). Kata embun dalam puisi di atas bermakna ...

a. kekayaan b. Kehormatan. Kekuasaan. d. Kemegahan. e. Kesejukan

Konflik Drama

Konflik drama, ialah ketegangan atau pertentangan dalam drama ( petentangan antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri seorang tokoh, dua orang tokoh, atau kelompok )

Penyeb konflik antara lain : dengan diri sendiri ( konflik batin),antartokoh, budaya, alam/ lingkungan, sosial )

Contoh :

Sulung : Hem. Di sana kami punya wali negara, bangsa awak. Di sana segala lapangan kerja buka lebar-lebar bagi bangsa awak. Di sana, bagian terbesar tentara polisi, alat negara bangsa

awak. Di atas segalanya, kami di sana hidup damai. Rukun berdampingan antara si putih dan bangsa awak.

Bapak : Dan di atas segalanya pula. di sana si putih menjadi diperlukan. Dan sebuah bendara asing jadi lambang kedaulatan, lambang kuasa; penjajahan. Dapatkah itu kau artikan

kemerdekaan ?

( Bapak, B. Sularto )

Konflik yang terdapat dalam kutipan drama tersebut adalah si bapak menerima kenyataan bahwa anaknya telah salah langkah karena menjadi penghianat bangsa dan negara. Terbukti anaknya sangat memuji penjajah ( kulit putih )

Tahapan konflik dapat pula dibagi menjadi awal konflik, konflik, konflik mulai bergerak (konfiksasi), puncak konflik atau klimaks, dan penyelesaian atau antiklimaks (akhir konflik)

Plot / Alur dan Dialog

Plot atau alur adalah kejadian atau peristiwa dalam drama yang disusun secara logis dan kronologis, saling terkait.

Plot/ alur/ rangka cerita dalam dramal sebagai berikut :

1. Permulaan ( protasis/exposition), yaitu bagian yang mengantarkan/ memaparkan para tokoh, menjelaskan latar cerita, gambar peristiwa yang akan terjadi.

2. Jalinan kejadian ( epitato/ complication ), yaitu bagian yang menggambarkan pertikaian yang dialami oleh tokoh.

3. Puncak laku ( catastasis/ klimaks ), yaitu bagian yang menguraikan peristiwa-peristiwa mencapai titik kulminasi, mencapai puncak ketegangan.

4. Ketegangan menurun, yaitu bagian yang menceritakan ketegangan berangsur-angsur menuju titik balik, menuju kesudahannya.

5. Peleraian ( resolution ), yaitu bagian yang menceritakan pertentangan-pertentangan mulai mereda, seolah-olah ada kesepakatan damai di antara para tokoh.

6. Penutupan ( catastrophe/conclusion/ penyelesaian, yaitu bagian yang menceritakan pertentangan yang dialami para tokoh sudah berakhir atau sudah terpecahkan.

Dialog

Dialog ( percakapan ) merupakan unsur terpenting dari drama. Dialog merupakan unsur pembeda antara drama dengan jenis karya seni ( karya sastra ) yang lain. Melalui dialog, watak, informasi, alur, suasana, dan tema dapat dimunculkan.

Bacalah penggelan drama berikut !

Ibu : ( Tidak menoleh benar ) Malam lebaran Naro, dengarlah tabuh itu bersahut-sahutan.

Pada malam lebaran seperti ini dia pergi, pergi dengan tidak meninggalkan kata.

Gunarto : ( Agak kesal ) Ayah ... ?

Ibu : Keesokan harinya, hari lebaran, sesudah sembahyang aku memaafkan dosanya

Gunarto : Kenapa ibu ingat juga waktu yang lampau, mengingat kepada orang yang tak

pernah lagi mengingat kita.

Ibu : ( memandang Gunarto ) Aku merasa ia masih ingat kita Gunarto

25). Konflik yang tergambar dalam penggalan drama di atas adalah ...

a. sosial. b. Fisik. c. Batin d. Budaya e. Alam

Maskun : Marilah ! Aku tidak suka berbicara dengan engkau !

Mardilah : ( Menatap Maksum sesaat, kemudian bangkit seraya menghela nafas )

Baiklah, Pak ( Ia bergerak lalu masuk ke dalam )

Maksum : Tunggu dulu !

Mardilah : Ya ?

Maksum : Kau mesti peringatkan Suhita ! Anak itu kian hari kian menjadi liar !

26). Yang tergambar dalam penggalan drama tersebut sesungguhnya berupa konflik antara ...

a. suami- istri b. ayah-anak c. ibu-anak d. orangtua-anak e. kakak-adik

Interior sebuah rumah kampung di daearah Bumiayu berupa sebuah meja tengah. Di sebelah kiri meja menghadap ke samping, duduk seorang asing sedang menghabiskan makannya.

Orang asing : ( mendorong kursinya ke belakang dan menghabiskan minumnya )

Enak, enak sekali. Sungguh aku rasa, baiklah aku mengaso sekarang. Aku capek sekali habis jalan kaki lewat hutan-hutan itu. Alhamdulillah, aku mujur sekali menemukan rumah itu.

27). Tahapan alur pada penggalan drama di atas menunjukkan ...

a. introduksi b.konflik. c. resolusi d. klimaks e.antiklimaks.

Ponirah : Hampir tiba saat sirine malam berbunyi. Bung Slamet silakan jalan ! Bung

Samin, surat itu akan saya antarkan ke alamatnya Bung, segera cari teman

Bung !

Marni : Setelah tugas selesai, Bung harus mempertanggungjawabkan !

Samir : Nyawa saya taruhannya. Saya akan menebus kesalahan saya.

Ponirah : Bagus ! Selamat berjuang. Merdeka !

Marni : Mari kita berpisah. Ke pos kita masing-masing.

Berdasarkan dialognya, penggalan drama di atas adalah bagian tahapan ...

a. antiklimaks b. Klimaks. c. eksposisi d. komplikasi e. peleraian

Bacalah dialog berikut ini dengan saksama !

Pak RT : Wah, Pak Juri dan Pak Yus sedang asyik membicarakan apa ?

Pak Juri : Begini, Pak RT. Kami sedang membicarakan kenaikkan BBM. Pendapatan

Kami tidak ada artinya sekarang ini karena harga barang naik semua.

Pak RT : Oh begitu ! Tenang saja, Bapapk-bapak. Pemerintah apakah akan berhasil ?

Pak RT : . . .

Pak Juri : Baiklah, mudah-mudahan kebijakan ini akan berdampak baik bagi negara dan

bangsa kita amin.

28). Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog tersebut adalah ...

  1. Sebagai rakyat,kitaperlu mendukung program pemerintah. Kalau kita percaya dan sabar, insya Allah negara kita akan sejahtera
  2. Saya tidak percaya program ini akan diterima baik oleh masyarakat. Apa Bapak juga setuju dengan kebijakan pemerintah ?
  3. Kita harus bagaimana lagi ? kita tidak dapat berbuat banyak kecuali menyetujuinya ? Kita ini hanya rakyat kecil, ya mau apa lagi ?
  4. Ah, saya bingung bagaimana cara mengatasi maslah ini ? Apa kita protes saja kepada pemerintah ? Bagaimana Pak juri dab Pak Yus ?
  5. Memang kita tidak bisa berbuat banyak. Kita berusaha lebih giat lagi. Kta harus pandai mencari peluang untuk meningkatkan pendapatan.

Nilai-Nilai dalam Novel

Dalam sebuah karya sastra terkandung nilai-nilai yang disisipkan oleh pengarang. Nilai-nilai itu antara lain : nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak atau budi pekerti baik dan buruk, nilai sosial, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan norma-norma dalam kehidupan masyarakat ( misalnya saling memberi, menolong, dan tenggang rasa ), nilai budaya, yaitu konsep mengenai masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam kehidupan manusia ( misalnya : adat-istiadat, kesenian, kepercayaan, upacara adat ), dan nilai estetika, yaitu nilai yang berkaitan dengan seni, keindahan dalam karya sastra ( tentang bahasa, alur, tema )

Contoh :

Dari sebuah kantung di dalam keranjang besarnya, Wak Katok mengeluarkan daun ramu-ramuan. Mereka membersihkan luka-luka Pak Balam dengan air panas dan Wak Katok menutup luka besar di betis dengan ramuan daun-daun yang kemudian mereka membungus dengan sobekan kain sarung Pak Balam. Wak Katok merebus ramuan obat-obatan sambil membaca mantera-mantera, dan setelah air mendidih, air obat dituangkan ke dalam mangkok dari batok kelapa. Setelah air agak dingin, Wak Katok meminumkannya kepada Pak Balam sedikit demi sedikit.

( Harimau-Harimau, Muchtar Lubis )

Nilai sosial yang terdapat dalam kutipan novel tersebut adalah memberi pertolongan kepada orang yang sedang sakit. Karena dalam kutipan diungkapkan, Wak Katok dan teman-temannya memberi pertolongan kepada Pak Balam yang terluka ( membersihkan, mengobati, dan membalutnya ) meminumkannya obat yang mereka buat sendiri.

Sudut Pandang

Sudut pandang, ialah cara si pengarang mengisahkan/ menceritakan suatu cerita. Sudut pandang terbagi menjadi : orang I, orang III, atau campuran ( orang I dan orang III ).

Sudut pandang I terbagi menjadi : orang I sebagai tokoh utama, contoh : autobiografi, cerita rekaan, tetapi seakan pengarang sendiri yang diceritakan. Orang I pengamat, yaitu pengamat sebagai pengamat, tetapi ada dalam cerita. Kata ganti yang dapat digunakan saya atau aku atau yang sejenisnya, biasa pula disebut sudut pandang akuan.

Sudut pandang orang III terbagi menjadi : orang III serba tahu, yaitu melaporkan semua tindak tanduk sangat pribadi dari pelaku, dan orang III terarah, yaitu terpusat pada satu karakter. Kata ganti yang dapat digunakan adalah dia, ia, mereka, nama orang, atau kata ganti orang ketiga lainnya, biasa disebut sudut pandang diaan

Contoh

Pak Balam menutup matanya kembali, dan dia terbaring demikian, letih telah

berbicara begitu banyak

Mereka duduk mengelilinginya dengan pikiran masing-masing. Cerita Pak Balam menimbulkan kesan yang dahsyat sekali dalam hati mereka. Mereka ingin dapat selamat sampai ke kampung, meninggalkan hutan dengan harimau maut jauh-jauh di belakang. Akan tetapi, mengakui dosa-dosa di depan kawan-kawan semua.

Harimau-Harimau, Muchtar Lubis

Sudut pandang dalam kutipan tersebut adalah orang III serba tahu karena melaporkan semua tindak tanduk tokoh, yaitu Pak Balam dan mereka.

Tak lama kemudian Wak Katok menyusul aku, dan kami berangkat ke tempat persembunyian. Aku tak pernah menanyakan kepada Wak Katok apa yang terjadi dengan Sarip. Aku tahu apa yang terjadi. Wak Katok kembali ke pondok dan membunuh Sarip dan melempar Sarip ke sumur. Ini aku ketahui kemudian setelah pemberontakan dikalahkan oleh Belanda. Tetapi, aku tak pernah membicarakannya dengan Wak Katok. Sejak hari itu hinnga saat ini, barulah kini aku menceritakan hal ini.

Harimau-Harimau, Muchtar Lubis.

29). Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kutipan novel tersebut adalah . . .

  1. orang pertama tokoh utama.
  2. orang pertama sebagai pengamat.
  3. orang pertama dan orang ketiga.
  4. orang ketiga serba tahu.
  5. orang ketiga terarah.

Jawaban :

Pembahasan ;

Si Aku hanya sebagai pengamat bukan mengisahkan dirinya, tetapi menceritakan apa yang dilakukan Wak Katok terhadap Sarip dan peritiwa itu diketahui oleh si aku karena dia bersama Wak Katok pada saat kejadian.

Jawaban a salah karena si aku tidak menceritakan dirinya semata, c salah karena bukan menceritakan orang pertama dan orang ketiga, d. salah karena bukan menceritakan orang III serba tahu, dan e salah karena bukan mencerutakan orang III terarah.

Latar Cerita

Latar cerita, ialah keterangan mengenai waktu, ruang / tempat, dan suasana terjadi lakuan dalam karya sastra.

Contoh :

Mereka melihat harimau melepaskan Pak Balam dan terus berlari, menghilang ke dalam hutan yang gelap. Dengan cepat mereka berlari ke tempat Pak Balam terbaring. Dalam cahaya samar-samar dari pohon kayu yang menyala, mereka melihat betapa kaki kiri Pak Balam hancur betisnya karena gigitan harimau, daging dan otot betisnya koyak hingga kelihatan tulangnya yang putih dan darah mengalir amat banyak.

Pak Balam koyak-moyak, dan seluruh badannya penuh dengan luka-luka kecil dan gores-gores merah kena duri, batu, dan kayu ketika dilarikan harimau. Mukanya berdarah keluar dari hidungnya, dari mulutnya Pak Balam kelihatannya pingsan, tak sadarkan diri, dia hanya terbaring di sana mengerang-ngerang.

Harimau-Harimau, Muchtar Lubis

Latar atau tempat, yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah hutan rimba karena dalam hutan rimbalah terdapat harimau dan secara tersurat digambarkan pengarang.

Latihan dan Pembahasan

30). Latar Novel Harimau-Harimau, karya Muctar Lubis :

1) malam hari

2) cahaya bula

3) di gelapan malam

4) berduka dan berkabung

5) kritis dan mencekam

latar yang seuai dengan kutipan yang tersaji pada ringkasan materi tersebut adalah . . .

  1. nomor 1, 2, dan 3
  2. nomor 2, 3, dan 4
  3. nomor 3, 4, dan 5
  4. nomor 1, 2, dan 4
  5. nomor 1, 3, dan 5

jawaban :

Pembahasan;

karena latar nomor 1, 3, dan 5 seperti dalam kutipan, yaitu malam dan gelap, bukan pada waktu cahaya bulan samar-samar (latar nomor 2), dan betul suasana kritis dan mencekam, yaitu dilihat dari kondidi tubuh Pak Balam yang dikyak oleh harimau, penuh darah, dan pingsan, bukan berduka dan berkabung ( latar nomor 4 )

Amanat Cerita

Amanat, ialah pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui isi cerita dikarangnya. Amanat yang disampaikan dapat secara langsung (tertulis), melalui dialog antartokoh dalam cerita atau tidak langsung (tersirat).

Contoh :

Kemudian Pak Balam menutup matanya kembali, memandang mencari muka Wak Katok, dan ketika pandangan mereka bertaut, Pak Balam berkata kepada Wak Katok, " Akuilah dosa-dosamu, Wak Katok, dan sujudlah ke hadirat Tuhan, mintalah ampun kepada Tuhan Yang Maha Penyayang dan Maha Pengampun, akuilah dosa-dosamu, juga kalian, supaya kalian selamat keluar dari rimba ini, terjauh dari rimba ini, terjauh dari bahaya yang dibawa harimau... biarlah aku yang jadi korban ... "

Harimau-Harimau, Muchtar Lubis

Amanat yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah " Bertaubat dan minta ampunan atas dosa yang telah diperbuat, pasti Tuhan akan mengampuninya, dan hidupmu akan selamat. "

Latihan dan Pembahasan

Pak Balam kemudian terdengar berkata dengan suara seperti orang mengigau, “ Awas, harimau itu dikirim oleh Tuhan untuk menghukum kita yang berdosa- awas harimau- dikirim Allah- awas harimau- akuilah dosa-dosa kalian- akuilah dosa-dosa kalian- akuilah dosa-dosa kalian. “ ( Harimau-Harimau, Muchtar Lubis)

31). Amanat yang tersirat dalam kutipan tersebut adalah . . .

  1. Setiap orang pasti mempunyai dosa, mulai dari dosa kecil sampai dengan dosa besar.
  2. Dosa yang telah dilakukan oleh seseorang tidak akan dapat disembunyikan, pasti akan ketahuan.
  3. Akui dan minta ampunilah atas dosa yang telah diperbuat karena Tuhan pasti akan membalas perbuatan dosa itu.
  4. Tidak baik menutup-nutupi dosa orang yang telah dilakukan karena suatu saat dosa itu pasti akan diakui juga.
  5. Hindarilah dirimu dari segala dosa karena Tuhan akan menghukum orang yang berbuat dosa tersebut

Jawaban :

Pembahasan ;

Harimau secara tersirat melambangkan b, pembahasan atas dosa yang telah dilakukan seseorang. Jawaban a salah karena tidak berkaitan dengan isi bacaan (tidak membicarakan dosa kecil/besar), b salah karena tidak menutupi dosa, tetapi mengakui dosa. D salah karena tidak membicarakan menutupi dosa orang lain, dan e salah karena tidak menyuruh menghindari dosa, tetapi mengakui dosa.

Watak Tokoh

Perwatakan tokoh, adalah karakter atau sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku tokoh dalam cerita. Pengarang menggambarkan watak tokoh antara lain melalui :

1. penjelasan langsung dari pengarang(tertulis) bahwa tokohnya berwatak baik, marah, sadis, dengki, licik,kikir, sombong, bijaksana, rapi , dan sebagainya.

2. dialog antartokoh

3. tanggapan atau reaksi dari tokoh lain terhadap tokoh utama

4. pikiran-pikiran dalam hati tokoh

5. lingkungan di sekitar tokoh atau penampilan tokoh( rapi,bersi, teratur dan sebagainya )

6. bentuk fisik tokoh

7. tingkah laku, tindakan tokoh, atau reaksi tokoh terhadap masalah.

Contoh :

" Aku merasa ringan, kini aku sudah menceritakan kepada kalian di depan Wak Katok beban dosa yang selama ini menghimpit hatiku dan kepalaku. Aku sudah mengakui dosa-dosaku, dan tolonglah doa'akan supaya Tuhan suka kiranya mengampuni dosa-dosaku Wak Katok ......". Pak Balam mendekatkan kedua telapak tangan seperti orang berdo'a, dan mulutnya koma-kamit. Pak haji bertakbir, perlahan-lahan, " Allah Akbar, Allah Akbar, Allah Akbar !"

( Harimau-Harimau, Muchtar Lubis )

Watak Pak Balam dalam kutipan tersebut adalah jujur, yaitu dia mengakui dosa yang telah diperbuatnya di depan teman-temannya. Pengarang melukiskan watak tokoh melalui dialog atau percakapan antartokoh

Latihan dan Pembahasan

” Aku tak berdosa, tak ada yang harus akui kata, pikir Sanip. Aku tak punya dosa yang mesti aku akui, kata Talib dalam hatinya. Aku tak punya dosa, kata Sutan pada dirinya. Buyung menyuruh hatinya dan pikirannya diam, jangan mengingatkannya pada dosa-dosanya. Pak Haji juga demikian ( Harimau-Harimau, Muchtar Lubis )

Watak tokoh Sanip, Talib, Sutan, Buyung, dan Pak Haji dalam kutipan novel tersebut adalah 32). tersebut digambarkan pengarang melalui . . .

  1. penjelasan langsung ( tertulis )
  2. dialog antartokoh
  3. tanggapan tokoh lain terhadap tokoh utama
  4. pikiran-pikiran dalam hati tokoh
  5. lingkungan di sekitar tokoh

jawaban :

watak tokoh yang tergambar dari pikiran yang terlintas di hati mereka, yaitu tidak mau mengakui dosa yang telah diperbuatnya, sekalipun mereka telah melakukan dosa. Jawaban a salah karena bukan menggambarkan watak tokoh-tokoh tersebut secara langsung. b. salah karena bukan diketahui melalui dialog antartokoh, c. salah karena bukan melalui tanggapan tokoh lain, dan e. salah karena bukan melalui kedaan lingkunan tokoh.

Latihan dan Pembahasan

” Muhammad - San inilah rumahku. ” Toshihiko berkata ketika kami sampai di depan sebuah rumah kayu yang sederhana. Lalu berteriak, ” Ibu ! Ibu ! Inilah tamu yang kita tunggu. Lihatlah, seorang Indonesia yang tersesat di kebun anggur Kutsunuma. Bukankah ini suatu kehormatan bagi kita ? ”

33). Watak Toshihiko dalam kutipan cerpen tersebut adalah . . .

  1. ramah, baik, ceria,dan menyenangkan.
  2. bahagia, senang, ceria, peduli, dan teguh
  3. teguh,kuat, baik, peduli, dan menyenangkan
  4. teguh, tabah, ramah, dan cerewet
  5. periang, pemalu, dan pemalas

Terdengar bunyi langkah di beranda muka, kemudian suara mengucapkan, ” Selamat malam ” Kus terkejut, sebab suara itu dikenalnya, dr. Hamzah, selalu saja ia memburu aku. Apa bila teorinya sekali ini. Didengarnya dr. Hamzah dengan orang tuanya bercakap-cakap dan sekali-sekali kedengarnya namanya disebut meskipun kurang jelas benar percakapan itu ke kamarnya. Akhirnya Kus hendak serta duduk di sana, jangan-jangan yang tidak-tidak nanti dibicarakannya tentang aku . . .

Radio Masyarakat, Rosihan Anwar

34). Latar kutipan cerita pendek tersebut adalah . . .

a. rumah sakit b. rumah dr. Hamzah c. rumah Kus d. kamar Kus e. ruang praktik dokter

Sukri membawa pisau belati di pinggangnya. Pisau itu tajam, baru saja diasahnya. Dia tadi mengasah pisau itu dengan hati panas. Malam minggu kemarin, dia datang ke rumah Sumarni, kekasihnya. Mereka sudah lama berkasih-kasihan. Sukri mencintai Sumarni, Sumarni mencintai Sukri.

Sukri Membawa Pisau Belati, Hamzah R

35). Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kutipan tersebut adalah . . .

a. orang kedua b. orang ketiga c. orang pertama d. orang pertama dan kedua e. orang pertama dan ketiga

Sampai pagi aku tak bisa tidur. Benakku penuh diisi keputusan menceraikan dan tidak menceraikan Asmah. Aku ragu, apakah Asmah benar-benar terlindung dari derita bila berada di tangan Bahrun. Aku tak mau membuat penderitaan baru dalam kehidupan Asmah, di samping dituduh orang melepaskan Asmah ke mulut Harimau. Mungkin salah niat Bahrun menyukai Asmah begitu saja. Aku punya hak untuk tidak melepaskan Asmah alias menceraikannya.

Kawin Semantara ”Taufik Ikram Jamil

36). Amanat yang terdapat dalam penggelan cerpen di atas adalah . . .

  1. hendaknya tidak merebut istri orang lain.
  2. setiap orang harus mempertahankan haknya.
  3. seorang istri tidak boleh mendua hatinya.
  4. kawin cerai merupakan perbuatan yang tidak baik.
  5. kesepian akan berakibat pada timbulnya kesengsaraan.

Baik Tommy maupun Widodo mulai menyadari bahwa keduanya amat terkejut. Impian masing-masing telah buyar : tokoh yang bisa menangis dan selamat tinggal kemelaratan. Kedatangan Tuan Wahyono membangunkan mereka dengan kata-kata yang sedemikian datar dan dingin sehingga Widodo merasa beku seketika.

37). Unsur intrinsik yang terdapat dalam penggelan cerpen di atas adalah . . .

a. tema b. amanat c. latar d. penokohan e. plot

Teks Pidato

Teks pidato biasanya terdiri atas paragraph pembuka, paragraph isi, dan paragraph pentup. Paragraf pembuka biasanya berisi kalimat sapaan kepada pendengar. Isi pidato dituangkan pada paragraph berikutnya. Bagian ini merupakan bagian uang paling penting karena di dalamnya diungkapkan pokok-pokok permasalahan yang akan disampaikan kepada pendengar. Paragraf terakhir berupa penutup dari pidato, biasanya berisi himbauan, ajakan, dan kesimpulan serta ucapan terima kasih.

Latihan dan Pembahasan

38). Seseorang Ketua OSIS ditugasi untuk memberikan sambutan dalam acara perpisahan kelas tiga. Kalimat pembuka pidato yang tepat adalah …

  1. Terima hasil atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya saat ini berdiri di sini untuk menyampaikan sepatah dua patah kata.
  2. Salam jumpa saya ucapkan kepada hadirin sekalian, kita berjumpa lagi dalam acara yang sama.
  3. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan karena berkat rahmat dan karunianya kita dapat berkumpul di sini untuk melaksanakan acara perpisahan ini.
  4. Inilah acara yang rutin kita lakukan dari tahun ke tahun, pada kesempatan ini saya akan menyampaikan beberapa kesan dan pesan untuk kakak kita.
  5. Terima kasih atas waktu dan tempat yang telah disediakan unuk saya menyampaikan sambutan dala acara perpisahan kelas tiga ini.

Jawaban :

Pembahasan :

Jawaban benar karena isi kutipan pidato tersebut berupa kata pembukaan

Jawaban a, b, e salah karena isi kutipan pidato tersebut bukan isi pembukaan

39). Seorang pembawa acara persilakan seseorang untuk menyampaikan pidato dalam acara yang dipandunya, kalimat yang tepat untuk mempersilakan adalah . . .

  1. Acara berikut adalah sambutan dari sambutan dari kepala sekolah, Bapak Hadi kami persilaka.
  2. Kepada Bapak hadi kami persilakan untuk menyampaikan sambutannya. Silakan, Pak!
  3. Bapak Hadi waktu dan tempat kami persilakandengan segala hormat.
  4. Untuk mempersingkat waktu, Bapak Hadi kami persilakan untukmenyampaikan sambutan.
  5. Dengan tidak mengurangi rasa hormat kami, kami persilakan Bapak Hadi untuk menyampaikan sambutan.

Jawaban :

Pembahasan :

Jawaban benar karena menggunakan kalimat yang tepat dan efektif.

Jawaban b, c, d, e salah karena tidak menggunakan kalimat efektif

Kata Baku/ Tidak Baku dan Kata Serapan

Kata baku, ialah kata-kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Acuan yang dapat digunakan adalah KBBI, EYD, Pedoman Pembentukan Istilah, dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, sedangkan yang tidak mengikuti kaidah, disebut bahasa tidak baku. Pembakuan kata-kata juga berlaku untuk istilah dan kata serapan atau berasal dari bahasa asing, bunyi dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

Latihan dan Pembhasaan

40). Kata baku terdapat dalam kalimat . . .

a. Bajunya terbuat dari kain sutra.

b. Tempellah perangko di sudut kana atas.

c. Dia harus berfikir jernih menyeleseikan soal itu.

d. Mereka sedang mentelaah puisi W.S. Rendra.

e. Saya berani menanggung risiko apa saja

Jawaban :

Pembahasan :

Jawaban benar karena memeng risiko yang baku sedangkan resiko tidak baku. Jawaban a salah, yang betul sutera, b. salah, yang betul prangko c. salah, yang betul berpikir d. salah, yang betul menelaah karena imbuhan me- melekat kepada kata diawali huruf t, t luluh dan imbuhan mengalami alomorf men-

41). Penulisan kata serapan yang baku terdapat pada kalimat . . .

a. Ia mengikuti erobik setiap minggu.

b.Karirnya mulai bagus tahun ini.

c. Managemen perusahaan itu baik.

d. Dia mengisi kuesioner itu sendiri.

e. Mereka menemukan tehnik baru.

Jawaban :

Pembahasan :

Jawaban benar karena penulisan kuesioner sudah baku, bukan kwesioner. Jawaban a salah, yang betul aerobik, b salah, yang betul karier. c. salah, yang betul manajemen. e. salah, yang betul teknik

Karya Tulis

Karya tulis yang ditulis berdasarkan hasil penelitian disebut karya ilmiah yang lengkap biasanya terbagi menjadi tiga bagian besar, yakni

1). bagian pelengkap pendahuluan,

2). bagian isi atau pembahasan, dan

3). bagian pelengkap penutup.

Bagian pelengkap pendahuluan terdiri atas halaman judul, halaman motto, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, arti lambang dan singkatan, dan abstrak. Bagian isi atau pembahasan terdiri atas bab pendahuluan yang meliputi :

1. latar belakang,

2. perumusan masalah,

3. ruang lingkup masalah,

4. tujuan penulisan,

5. metode penulisan,

6. sistematika penulisan, bab pembahasan, dan bab kesimpulan dan saran

Bagian pelengkap penutup antara lain, daftar pustaka dan lampiran kata pengantar berfungsi sebagai surat pengantar kepada pembaca yang isinya berbagai hal mengenai karya tulis tersebut.

Daftar isi, merupakan ganbaran isi secara singkat. Judul-judul Bab ditulis dengan huruf kapital, judul-judul subbab ditulis dengan huruf kecil huruf awal dari kata-kata yang penting.

Abstrak, berisi garis besar dari karya tulis. Isinya lebih singkat daripada kesimpulan.

Bab pendahuluan, berfungsi untuk menarik perhatian pembaca dan memberikan arahan terhadap maslah-masalah yang akam diuraikan. Pada bagian ini biasanya diuraikan tentang latar belakang madsalah, prumusan madsalah, tujuan penelitian, ruang lingkup, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab pembahasan/Isi, merupakan tubuh karangan yang mempunyai bagian yang sangat esensial. Dalam bagian ini terdapat semua masalah yang dijabarkan secara sistematis. Artinya dalam penyusunan harus beraturan dan konsisten. Pembagian bab ke subbab harus sesuai dengan tingkatan-tingkatan yang sederajat.

Kesimpulan dan saran, merupakan inti dari uraian yang telah dijelaskan dalam tubuh. Kesimpulan harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Begitu pula dengan saran, kepada siapa saran ditujukan, dan kemungkinan adanya perbaikan.

Latihan dan Pembahasan

Dari hasil wawancara di lapangan, penulis menemukan banyak golongan tua ( orang tua, kaum pendidik, pejabat kelurahan, dan para pemuka masyarakat) yang berpendapat bahwa sebenarnya pelajar mempunyai peran yang besar dalam pembangunan masyarakat terutama pembangunan lingkungan kelurahan. Namun, kemauan para pelajar untuk turut serta dalam pembangunan tersebut makin kecil sehingga saat ini tidak terlihat peranan dan pengarunya.

42). Paragraf di atas merupakan kutipan karya tulis ilmiah, yakni bagian . . .

a. kata pengantar

b. latar belakang

c. perumusan masalah

d. pembahasan/ isi

e. saran

Jawaban :

Pembahasan :

Jawaban benar karena kutipan karya tulis ilmiah tersebut berisi hasil penelitian (pembahasan), jawaban a salah karena kutipan tersebut bukan bagian dari kata pengantar. Jawaban b salah karena kutipan tersebut bukan berupa latar belakang karya tulis. Jawaban c salah karena isi kutipan tersebut bukan berupa perumusan maslah. Jawaban e salah karena bukan berupa saran dari karya tulis.

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut